Posted by : de azha
Wednesday, 17 September 2014
Tag :// IPS,
Tag :// PENGETAHUAN
Nama:asep
adhari
Kelas
:x ips1
BAB
II
PEMBAHASAN
MATERI
A. Pengertian
Data Kuantitatif Dan Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif
berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas
dari objek yang akan diteliti.
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran
dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat
diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti
untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.
B. Syarat Data Yang Baik
- Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
- Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus benar-benar mewakili semua kondisi.
- Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan mengandung banyak kebenaran dan seminimal mungkin mengandung kesalahan
- Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
- Relevan. Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah akan dipecahkan.
C. Macam-Macam
Data Penelitian Dan Sumbernya
- Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sumbernya
Jenis data penelitian berdasarkan
sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data primer merupakan
data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer
biasanya disebut dengan data asli yang bersifat up to date atau masih baru.
Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.
Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi,
diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari semua sumber yang sudah ada sebelumnya. Data
sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya buku materi, laporan dan
sebagainya.
- Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sifatnya
Jenis data penelitian berdasarkan
sifatnya ada dua macam yaitu data kualitatif ( data yang berbentuk kata – kata
atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).
- Wujud Data Penelitian
a)
Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya, yang mencakup perilaku
verbal, yaitu perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat.
Misalnya, pencatatan hasil wawancara terhadap seorang responden. Perilaku nyata
dan ciri-cirinya yang dapat diamati. Misalnya, interaksi antara dua orang,
ciri-ciri fisik seorang, pencatatan frekuensi perbuatan-perbuatan tertentu, dan
sebagainya
b) Data yang berupa
dokumen, yang mencakup; (1) Peninggalan-peninggalan fisik yang berasal dari
masa silam. (2) Arsip, yang meliputi data sensus, statistik vital, data
ekologis dan demo grafis, semua jenis data statistik, dokumen pribadi seperti
otobiogravi, catatan harian dan sejarah kehidupan seorang atau suatu kelompok,
bahan media massa, data penjumlahan, dan dokumen resmi perundang-undangan.
- Struktur Data Penelitian
Struktur data penelitian mencakup
semua data yang dibutuhkan untuk proses analisa kemudian dipindahkan kedalam
komputer. Penyimpanan data ke dalam komputer mempertimbangkan:
a) Apakah data
disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya?
b) Apakah ada data yang
hilang / rusak dan belum dihitung?
c) Bagaimana
caranya mengatasi data yang hilang atau rusak?
d) Sudahkan pemindahan
data dilakukan secara lengkap?
D. Prinsip
Populasi Dan Sampel
Tujuan utama dalam sebuah penelitian
adalah untuk mengetahui karakteristik suatu objek yang kita teliti. Misalnya
kita ingin mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap lingkungan. Untuk
mengetahuinya kita dapat melakukan sebuah penelitian ada dua cara yang dapat
dilakukan. Cara pertama adalah mewawancarai dan mengamati seluruh perilaku
masyarakat kota tersebut terhadap lingkungan. Cara kedua, kita melakukan
wawancara dan observasi hanya pada sebagian warga kota. Jika kita mengambil
cara yang pertama, maka berarti kita menggunakan data populasi untuk menarik
kesimpulan, sedangkan jika menggunakan cara yang kedua, berarti kita
menggunakan data sempel. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari sebuah
populasi.
E.
Macam-Macam Sampel Dan Besarnya Sampel
Sampel terbagi menjadi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.
- Probability Sampling terdiri dari 4 (empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Simple
Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:64).
b) Proportionate
Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono,
2011:64). Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata
lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD =
300 orang). Maka contoh pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan asumsi
10% dari populasi masing-masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5
orang (acak), S2 diambil 3 orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA
diambil 40 orang (acak), dan SD diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang
diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158 orang.
c) Disproportionate
Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah
sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011:64).
Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1
= 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300
orang). Maka pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara bebas
(seenaknya) yaitu S1 diambil 50 orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30
orang atau semua populasi S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan
karena jumlah populasinya terlalu besar. Sehingga total sampel yang digunakan
adalah 50 + 30 = 80 orang.
d) Cluster Sampling
(Area Sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila obyek yang akan sangat luas (Sugiyono, 2011:65). Contoh: Di kota
Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi. Karena itu pengambilan sampelnya
ditentukan sebesar 15 SMP saja dengan pemilihan secara random (acak). Teknik
sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan
(2) tahap penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
- Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan dijabarkan sebagai berikut ini:
a) Sampling
Sistematis. Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut
(Sugiyono, 2011:66). Misalnya jumlah populasi 100 orang dan masing-masing
diberi nomor urut 1 s/d 100. Sampelnya dapat ditentukan dengan cara memilih
orang dengan nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,…, dst) atau memilih orang dengan nomor
urut genap (2,4,6,8,…,dst).
b) Sampling Kuota.
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan
(Sugiyono, 2011:67). Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat
mahasiswa terhadap layanan kampus. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 500
mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum mencapai kuota 500 mahasiswa, maka
penelitian dipandang belum selesai.
c) Sampling
Insidental. Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:67).
d) Sampling Purposive.
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Teknik ini paling cocok
digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi.
Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
e) Sampling
Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68). Hal ini sering
digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang
sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
f) Snowball
Sampling. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2011:68). Misalnya
suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti
merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka peneliti
mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya dan
mampu melengkapi datanya.